Dahulukan Kaum difabel yang akan membaca blog ini
Dahulukan Anak anak dan Wanita yang akan membaca blog ini
Dahulukan orang tua jika ada yang akan membaca blog ini
Dilarang merokok diblog ini, kalo anda merokok, resiko silahkan tanggung sendiri
Dilarang Berteriak saat membaca blog ini, apalagi mengumpat dan memaki
Kecintaanku pada Jogja
Mungkin ada beberapa diantara kalian yg bertanya, kenapa aku lebih memilih jogja daripada lainnya? ya memang sepertinya darahku sudah menetes tertumpah di sini, berat sekali untuk meninggalkan jogja beserta semua budayanya. Entah berapa kali tawaran kerja / tinggal di luar daerah dari Kalimantan, Jakarta sampai Australi juga pernah, tapi apa daya, keinginan untuk tetap tinggal di jogja lebih tinggi daripada meninggalkannya. Ya mungkin karena jogja lebih dekat dengan tanah kelahiranku Klaten jadi untuk bertemu saudara saudara akan lebih mudah dan cepat.
Perjalananku masuk jogja dimulai pada sekitar bulan agustus 96 saat awal masuk kuliah di Amikom Yogyakarta. Meskipun sebelum itu waktu masih SMA aku juga sering main ke jogja, sekedar main, blanja, nonton film atau sekedar jalan jalan di sepanjang malioboro. Di jogja ini aku menemukan kehidupanku, ‘perjalananku’, pembelajaranku, semua ilmu ilmuku sampai akhinya menikah dan menjadi sebuah keluarga seperti sekarang ini. tak terasa 11 tahun lebih aku tinggal disini, banyak sekali peristiwa aku alami, dan aku juga telah banyak merasakan perubahan di jogja ini, dari ongkos bus yg Rp. 100,- (untuk anak sekolah dan mahasiswa) sampai sekarang tidak tahu berapa harganya, terakhir kali naik mungkin sekitar th 2001 / 2002 sekitar Rp. 1500,- kalo tidak salah.
Jogja adalah darah dan dagingku, aku hidup, tinggal dan mencari makan di jogja, aku juga pernah merasakan menjadi ‘kere’ terpaksa harus berpuasa karena tidak punya uang. Aku juga sering merasakan pahit manisnya hidup di jogja. Berkali kali ganti kerja ada juga yg tidak di bayar, berkali kali bekerja tapi di tipu juga berkali kali kerja yg memang membentuk karakter dan masa depanku. Aku pernah menjadi seorang penjaga wartel, juga pernah jadi penjaga rental komputer (darisini aku banyak belajar soal komputer) aku juga pernah kerja jadi programmer, desainer iklan, juga pernah jadi penjaga rental VCD dan penjaga warnet. Semua kepahitan tak meredupkan rasa cintaku kepada jogja kota tercinta, mungkin seperti prinsip mbah marijan sebagai penjaga gunung Merapi, jika Dia tidak diperintahkan oleh Sultan maka Dia tidak akan turun dari gunung. Ya begitulah ibarat hidupku, jika memang tidak ada sesuatu yg teramat sangat penting, aku tidak akan pergi meninggalkan Jogja ini.
Bayangan masa depanku sebenernya sudah mulai kutapaki sedjak tahoen 97 dimana tahun tahun tersebut awal awal aku mengenal warnet, perjalanan dari warnet ke warnet pernah ku alami, hanya sekedar mencari setetes ilmu dan mencari teman teman online, dari situlah aku mengenal mereka satu demi satu, yg beberapa diantaranya telah menjadi saudara bagiku, dari cahcephoe yg misterius, yg tidak pernah diketahui dimana jejak rimbanya, Pak lik Dhegleng yang kuanggap seperti orang tua sendiri, Scut, W0nk, arloji-, Raphael aka mita yg dulu kukira cowok, rekan rekan komunitas irc dhegleng, cepu, k-elektronik, Poerta AKA Slot yg ku anggap seperti adikku sendiri, Killy hi Bro.. , Abi yg like craft, Bang Nando yg telah menjadi guru untukku mepelajari flash yg akhirnya kukesampingkan maaf yah suhu, dari yg satu negara sampai teman teman di belahan dunia lain dan negara lain, dan teman teman lainnya yg tidak bisa kusebutkan satu persatu.
Perjalanan warnet ke warnet telah banyak menuntunku dan makin memperjelas garis hidupku, meskipun terkadang bekerja seperti orang yang tidak tahu dunia lain dan tidak tahu siang dan malam, karena 24 jam hidup di warnet alias jaga 24 jam tapi dari situlah jalan hidupku mulai terbentuk, dari jaga warnet nanda net, selokan net dan good net aku memperoleh akses gratis, yang mana dulu harus kusisihkan 300rb an per bulan sampai akhirnya tidak perlu bayar, bahkan bisa numpang tinggal di warnet beberapa tahun. Di masa masa inilah kehidupan komunitasku terbentuk, dari kecintaan terhadap blog sampai akhirnya bersama rekan rekan yang lain yg tidak bisa di link satu persatu, kami membangun kembali angkringan.or.id. Di komunitas inilah aku tumbuh dan berkembang serta mendapat banyak rekan dan kawan, baik yg dari jakarta, bandung, surabaya maupun lainnya. Dan di komunitas ini juga aku menemukan seseorang yg kemudian hari menjadi istri dan pendaping hidupku.
Goncangan gempa, letusan gunung dan hebatnya ombak badai di laut selatan tak juga menyurutkan semangatku untuk tetap mencintai jogja. Seolah olah memang tidak ada tempat paling nyaman selain di jogja, lihat saja di beberapa daerah banyak terjadi banjir (air dan lumpur), polusi dan kemacetan di mana mana, udara panas yg menyengat, keributan dan kejahatan yg tak pernah usai, tapi di jogja semua itu hampir tidak pernah terjadi, rasanya hanya ketentraman dan kenyamanan yang ada di jogja, meski lama kelamaan terasa juga udara panas akibat pemanasan global, dan polusi akibat kendaraan bermotor, tapi masih bisa di bilang tidak terlalu parah di banding kota lainnya. Ya Jogja dan aku sendiri masih peduli akan semua itu. Semoga kenyamanan dan udara yg bersih akan tetap menjadi milik Jogja.
Jogja memang tak pernah mati, begitu juga kecintaanku padanya, hanya saja mungkin aku terlalu pengecut untuk memindah KTP ku menjadi warga jogja, (Nyuwun pangapunten kanjeng sultan, mbok bilih panjenengan duko mangertosi kahanan puniko), ya alasan utama adalah karena statusku masih kontraktor. Mungkin nanti jika bukan kontraktor lagi KTP akan kupindahkan ke jogja. Saat ini aku tinggal di wilayah yg dibilang cukup strategis, yaitu di daerah Seturan dekat dengan STIE YKPN, yg konon kabarnya adalah universitas yg lebih mirip dengan Mall. tapi daerah tempat tinggalku tidak begitu ramai dan bising, masih sangat nyaman untuk ditempati tanpa harus terganggu dengan bisingnya suara kendaraan bermotor.
Jogja.. entah sampai kapan lagi aku bisa bertahan menancapkan kakiku memijak bumimu. Semoga tidak ada hambatan dan tantangan yg harus membuatku meninggalkanmu.
Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta, nYogjo, Ngayogyokarto Hadiningrat atau apapun sebutanmu, aku selalu merindukanmu dan aku selalu ingin berada dipelukan hangat keramah tamahanmu.
Berikut cuplikan lagu dari Kla Project (sayang webnya kurang terurus)
Yogyakarta
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera, orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi (untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi) Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…
Comments
28 Responses to “Kecintaanku pada Jogja”
jogja emang gak akan terlupakan, mungkin akhirnya aku kek om sekarang. netap, dan berkeluarga disini. amin.
i love jogja tooo,
hidup nyogjo
@Imam brotoseno : betul mas.. ’emosi yg berbeda’ dalam tanda kutip bagi saya. btw thanks udah mampir
@Ilham saibi : why not.. kami bisa dan kamu mampu kok 🙂
@ogi : jogja, nyogjo opo yogya gi 😀
jogya.. audh jadi inget waktu holiday ama ito anak semata wayangku.. kita main ke candi,ketap pass, parangtritis.. waduh mas.. bener2 kangen nich.. ntar kita liburan bareng youk sesama blogger…di tunggu nich undangannya.. and thanks dah mapeir ke blog ku..
duh kapan yah bisa ke ygy lagi, nengok kampung halaman. smoga tahun ini ada tugas ke ygy 🙂
insyaAllah, entah tahun ke berapa kami akan kembali ke Jogja 🙂 kangen… pengen ke pasar lagi beli jajanan pasar, tempe gembus, gudeg, opo meneh yo… sampe tak bisa disebutin satu².. (kiy yg disebutin dulu mesti panganan, hahaha) yang jelas kangen berat, hiks.
wah om ray men-dongeng…?
ray..????pkbr..???
makin sukses aja neh..????
gmn kbr anak2 angkringan..???
ada milistnya ga..???
Ada rasa gimanaaa gitu baca postingan ini.
Haru…. buat berterimakasih atas Jogja!
I love Wates more than Jogja…
sayang domain wates dot kom nya udah diambil orang…., orang uk pula!
jadi kpengen maen lagi ke Jogja
jogja…
memory yg tak kan pernah terlupakan..
bagi siapapun..entah datang dari Indonesia atau luar negri
maaf tapi aku lebih cinta bali timbang jogja hahahah 😛
hmmm seklipun di rantau… tetep jogja dihatiku. Jogja berhati nyaman;)
“..dari ongkos bus yg Rp. 100,- (untuk anak sekolah dan mahasiswa) sampai sekarang tidak tahu berapa harganya, terakhir kali naik mungkin sekitar th 2001 / 2002 sekitar Rp. 1500,- kalo tidak salah.”
Aha.. berarti sekarang sudah ndak pernah naik bus lagi.. hehehe. Alhamdulillah, dah naik pangkat.
Saya di Jogja sejak 1983 hingga 2000. Mungkin kisah kerenya kurang lebih sama mengharukan dengan Ray. Jogja KLA juga jadi lagu wajib sekarang. Thanks sudah mengingatkan lagi ke kota yang indah itu
February 18th, 2008 9:24 am
Jadi ingat Mbah Karyo (almarhum) Pogung Kidul (1997-2002), tempat ngebon untuk makan saben hari, sampai disediain buku untuk nyatet, dilunasi setelah beasiswa PPA cair.. :).
Wah, ketemu Pak Dhe Nukman (Katgama?) juga disini.
Jadi pingin segera pulang Indo, eh ..Djogja
Salam,
~NegeriOnta~
Aku pasti akan kembali,someday..Ngayogyakarta Hadiningrat..
qe3, sentimentil banget critamu to Astho. kek kek kek. Saya tahu kamus sedang menabur benih pengharapan. Benih itu perlu masa yang sangat lama untuk tumbuh. Astho tidak mau meninggalkan Jogja takut benih itu akan mati tak terawat, dan pada akhirnya tak jadi tumbuh. Saya juga cukup sentimentil jiga bercerita tentag perjalanan hitup saya dari penjual HIK sampai Pimpro, tapi apa kata orang jaman sekarang ini, waktu dan tempat tak bisa mengikat saya ke jogja hanya sekejap, karena sebenatar saja naik pesawat, dan akhirnya ke malioboro makan ketupat, ketemu kawan sehat sehat, merka semua baik dan tidak jahat. kek kek kek.
[…] sore bertemu dengan Pak lik dhegleng yg pernah ku post disini. Dan kebetulan ada beberapa rekan yg sudah datang duluan menemui beliau yang baru datang […]
Siap-siap KICKFEST JOGJA 17-19 April 09 di JEC … jangan salah tanggal yah. “SPEAK LOUDER!”
Saya juga berterimakasih pada Yogya, yang mengajarkan padaku bahwa hidup ini perlu memikirkan sesuatu, paling tidak berpikir sesuatu.
Bagaimana caranya, saya yang mantan kernet bus kota di yogya, bisa mengubah kehidupannya.
Ternyata .. dalam melakukan sesuatu hendaknya Istiqomah. Ini pelajaran yang sangat berguna bagiku.
Makanya sing gedhe pangapuramu yo astho, aku tetep konsisten misterius bagimu. Istoqomah qe3.
Aku yo pernah ngalami makan lauknya ikan teri (nek tuku ngomonge tuku ikan paus qe3) di yogya, seko alun2 sampek bulaksumur jalan kaki mergo gak duwe ongkos naik bus kota.Ninggal kartu Mahasiswa nang kios bensin. Tapi yo sing tragis, kowe nunggoni aku nang cedak kuburan yo? qe3.
April 21st, 2009 11:11 am
eh cuma mau numpang say hello untuk mbah nukman luthfie.
Saya kenal beliau. Setau saya dia ini harus nya pakar kimia, terjun di bidang IT dan sekarang malah di bidang HR/sdm. Kalau gak salah pernah di agrakom group.
Berngkat ke yogya, pamit dengan orang tua untuk menekuni bidang kimia, sampai yogya malah melirik ke IT, pindah ke jkt sekarang berkecimpung dibidang HR.
Salam mbah.
cahcephoe : Salam`e nanti tak sampekke, tapi aku bingung kalo ditanya dari mana, siapa dan dimana keberadaanmu ki aku ndak pernah tahu jeh pak lik, tego tenan karo dulur sepuluh taun liwat ra gelem nemoni blas
Hauahauahua, wes dongoku mogo sukses, yen wes sukses ra lali karo dulur 😀
December 21st, 2009 12:43 pm
Wuih.. cahcephoe nongol disini?/ wah kangen juga ama orang2 yg disebutkan diatas..
Pak lik Dhegleng yang kuanggap seperti orang tua sendiri, Scut, W0nk, arloji-, Raphael aka mita yg dulu kukira cowok, rekan rekan komunitas irc dhegleng, cepu, k-elektronik, Poerta AKA Slot yg ku anggap seperti adikku sendiri, Killy hi Bro.. , Abi yg like craft, Bang Nando
pada gimana kabarnya yach?????
salam
Vali-
Vali Masih idup aja ente, dimana ente sekarang? kayaknya dah pindah ke jakarta yah? selamat deh
beberapa dah lost contact, beberapa lainnya masih pada keep kontakkok.
December 23rd, 2009 8:29 am
Ray masih jaga warnet kah?? 😀 kayaknya terakhir kita kontak ente jaga warnet ya…
After reading you blog, I thought your articles is great! I am very like your articles and I am very interested in the field of Free trial. Your blog is very useful for me .I bookmarked your blog! I trust you will behave better from now on; I hope she understands that she cannot exepct a raise.
somehow..Jogja memang menawarkan emosi yang berbeda..I love it