Visit Indonesia 2008 – my indonesia dot info

Pertama tama saya pribadi sebagai pemerhati dan kuli di bidang web mengucapkan selamat atas diluncurkannya web my-indonesia.info pada Kamis (6/12/2007). Seperti di lansir oleh detik.com pembuatan situs ini telah menelan dana sebesar Rp 17,5 M. wow sungguh angka yg fantastis, apalagi bagi saya sebagai kuli kecil yang mengais recehan untuk hidup. Mungkin angka fantastis tersebut yg membuat saya tergelitik untuk sedikit berkomentar soal web tersebut.

Tentu saja sebagai seorang kuli web saya hanya akan berkomentar seputar web tersebut, ya mungkin sedikit menyentuh hal hal lainnya.

1. Domain
hello… Kenapa pakai info? tidak pakai web.id atau .go.id (karena milik pemerintah) atau lainnya yg berakhiran .id? bukankah kita juga harus bangga pada nama sendiri? bagaimana dengan gaung yg disuarakan oleh menkominfo soal pemakaian domain .id?

2. Desain
Ditinjau dari sisi desain, situs my-indonesia.info ini desainnya kurang menarik,  sepertinya semuanya di jejalkan di halaman muka biar terkesan padat, komposisi warna juga aduhai berantakan sekali lihat menu utama di sebelah kiri, dari coklat, coklat muda, orange, coklat tua, ungu kemudian biru, apa ndak lebih baik pakai warna yg senada biar lebih kalem?

Sepertinya desainer juga tidak memperhitungkan hasil tampilan web ini di browser lain. berikut analisa di berbagai browser.

  • Setelah saya coba dengan browser ie6 ternyata ada bagian yg “njepat” ya kolom kedua sebelak kanan yaitu kolom testimonial (sepertinya begitu, karena berisi testimonial dari mereka yg pernah ke indonesia, tapi kenapa tidak ada judulnya yah?) ternyata lebih panjang dari kedua kolom di sebelah kirinya, alhasil tampak tidak rata dan menimbulkan space putih yg agak lebar bagi kolom di bawahnya.
  • Hal ini juga terjadi di browser ie7.
  • Untuk tampilan di browser Firefox agak lumayan bagus, secara garis besar memang gak jauh beda dengan di browser ie, hanya saja seperti tadi, bagian testimonial jadi kepotong, karena di paksakan untuk pas sesuai dengan ketinggian kedua kolom lainnya (sebelah kirinya).
  • Hal tersebut juga terjadi di Browser Opera dan Safari, dan sayangnya di Opera dan Safari menu bagian atas sendiri tidak sempurna, sehingga muncul bagian putih yg cukup menganggu, terlebih di Browser Opera, karena menu bagian atas tidak kelihatan jelas. (koreksi dong mas mas deainer)

Kalo mau di rubah sebenernya bagian testimonial bisa di sejajarkan dengan kolom bawahnya bagian kanan, mungkin akan kelihatan lebih bagus demikian, jadi kesannya tidak di paksakan.

Itu desain tengah rasanya nyempil kecil sekali, seperti sengaja di pepetkan, bukankah bisa di perlebar desainnya? atau bagian kiri dan kanan bisa disempitkan? kelihatan sekali bagian kanan terlalu luas untuk menampung kolom pooling dan news yg semestinya bisa di kecilkan untuk memperlebar kolom tengah.

Sebagai perbandingan silahklan lihat desain web pariwisata tetangga kita:

  • Singapore dia memakai desain yg terkesan elegant juga content yg padat, meskipun tidak terkesan di padatkan.
  • Thailand hmm perfect dah untuk desainnya, komposisi warna yang pas dan enak di lihat mata
  • Malaysia dengan dua buah situsnya ini dan itu (entah mana yg resmi) keduanya cukup bagus, meski yg kedua lebih bagus dari yg pertama, komposisinya pas dan nyaman
  • Vietnam ya masih bagus punya kita lah, maklum negara mereka masih banyak konflik.
  • Brunai cukup bagus juga, meskipun splash page sudah tidak jamannya lagi, kecuali untuk pemilihan bahasa seperti Singapore bukan hanya untuk melihat intro saja. Web brunai terkesan kosong dengan menu yg di jejalkan semua di atas.

3. Text link
Aduh ini gak bisa buat variasi text link lainnya apa yah? kenapa text link nya terkesan statis? kebanyakan text link warna merah dengan garis bawah (underline) dan begitu mose di arahkan ke link tersebut, bentuk dan warna masih tetap seperti itu, mungkin alangkah lebih bagusnya jika dibikin sedikit berbeda baik dari sisi warna maupun garis bawahnya, begitu juga text link di menu footer, terkesan text mati, menu di sebelah kiri memakai text putih, warna senada dengan text biasa dan tanpa garis bawah.

Lalu kenapa link di sebelah kanan yg mengarah ke web Budpar.go.id di beri garis bawah, meskipun masih dengan warna yg senada (putih).?

Di bagian dalam web terkadang text link tidak di beri stytle, kesannya seperti text link default bawaan browser warna biru bergaris bawah.

4. Validasi
hmm tidak perlu di pertanyakan deh, setelah kucoba cek validasi htmlnya ternyata banyak sekali eror, tepatnya 181 eror sedang untuk CSS luamayan juga eror ini ada 9 error dan 1101 warning.

5. Meta Tag dan HTML Tag
Hey webmaster atau tukang SEO nya… bagun.. katanya mau optimasi untuk kata kunci “indonesia info” atau “indonesia tourism” tapi kok tag keyword dan deskripsinya di kosongkan? Anda juga melupakan pentingnya penggunaan Heading (H1, H2 dst) dan ini waduh kenapa anda juga lupa pentingnya penggunaan alt tag pada image?

6. Site Map
Haduh sitemapnya gak ngebantu sama sekali, kok cuman di tulis doank sih mas? di kasih link donk biar mudah kemana mana

7. File Size
Dilihat dalamannya agak besar juga situs ini, total keseluruhan sebesar 593Kb (untuk halaman muka).

  • Untuk HTMLnya lumayan kecil hanya 21kb, meskipun bisa di kecilkan lagi untuk mengurangi beban Bandwidth.
  • Untuk CSS aduh banyak banget sih file CSS nya, udah gitu kok ya masih include CSS di bagian Head? total keseluruhan dari 8 file CSS ini adalah 32Kb, terlalu besar untuk ukuran desain seperti itu.
  • JavaScript lumayan, hanya 27Kb, sepertinya ada error pada javascript, kulihat di sebelah kiri bawah browserku muncul tanda “pentung” dalam kotak kuning.
  • Image. Aduh besar sekali, halaman depan saja sudah memakan 511 Kb sendiri. WOIIIIIIII mas developer.. bisa bikin thumbnail ndak sih? kasihan itu orang utan di mampatkan dari ukuran besar jadi sekecil itu, juga gambar gambar lainnya, coba kalo anda bisa buat thumbnail secara otomatis, dijamin dah akan berkurang banyak itu ukuran web. Saat kurefresh kembali halaman depan, sepertinya monyetnya sudah pergi dan berganti dengan image dan berita lainnya, untuk mengecek image tersebut coba klik kanan pada image tersebut, pilih pad a menu properties (paling bawah sendiri) lalu kopi adress URl dari image tersebut, pastekan ke windows browser baru, dan lihat betapa kelihatan ukuran image sebenarnya.
  • Flash. lumayan dah ndak ada, tapi sayang, harusnya dengan animasi flash akan membuat web ini lebih menarik. (perlu di pertimbangkan)

8. Content
Benarkan situs ini sudah layak di luncurkan? Silahkan cek sendiri keberadaan contennya.

Perjalanan saya awali dengan mencari tempat wisata di indonesia, dengan urutan dari propinsi NAD, dan betapa terkejutnya saya menemukan Candi Prambanan telah berpindah ke Aceh (pada edisi bhs Inggris) setelah saya coba berpindah ke Bhs Indonesia makin terkejut lagi, ternyata Candi Prambanan telah Hilang dari Aceh dan berganti menjadi Pemandian Air Panas Ciater yg diboyong ke Aceh

Perjalanan tidak ku lanjutkan di Sumatra, langsung menuju ke Jakarta, di Jakarta dalam edisi Bhs Inggris sudah lumayan, tapi masih saja tidak layak untuk dijual, karena masih sedikit sekali contentnya. Ketika ku ubah menjadi bhs Indonesia, aku bertambah heran, kok ada Informasi Waspada tindak kejahatan saat mudik dan tips agar tidak mengantuk saat mengemudi? gak salah nih? Ah sudahlah…. malas berkunjung ke kota lainnya.. takut hasilnya mengecewakan.

Mas mas developer, mbok ya di bikin scriptnya automatis tidak menampilkan judul jika tidak ada content to ya, mosok halaman ndak ada content kok isinya malah judul semua aneh banget kan, mosok yo turis arep kon marani judul??

Sepertinya content di dalam web ini di kelola secara “profesional” alias profit oriented uud mungkin tepatnya, dimana jika kita ingin menampilkan profile kita seperti Hotel, Golf, Rumah makan, SPA dll dsb etc kita harus bayar. Ah ini asumsi pribadi aja loh, soalnya sampai web di luncurkan kok ya ndak punya content to ya. Apa ya harus nunggu pemasang content bayar dulu baru di isi contentnya.

Pemerintah / Depbudpar bisa saja meminta langsung kepada Dinas Pariwisata daerah untuk mengirimkan data data pariwisata dll secara lengkap, saya pikir mudah sekali kok, dan untuk memasukkannya tinggal ambil sebagian kecil dari 17,5M tadi, ambil kira kira 3-4jt / orang untuk bayar mereka yg mau input data. Wah dijamin bakalan laris manis bak jualan kacang goreng orang ngantri untuk itu. Atau kalo ndak mau keluar uang ya tinggal suruh saja web dev nya buatkan system tersendiri dimana masing masing daerah bisa input data obyek pariwisatanya sendiri sendiri tanpa harus kirim data ke pusat, tinggal beri surat keputusan atau kepres sekalian untuk itu, gampang banget to ya bapak bapak.

Apalagi yah…

Mmm bentar saat saya pilih hotel dan mau check-in hotel kenapa larinya ke web Indo.com? wah kalo begini terus tidak fair donk, meskipun web tersebut di buat oleh Indo.com (CMIIW) apa ya semua pemesanan hotel “harus” lewat sana? dananya kan besar, mbok ya di buat system sendiri saja, atau kalo mau adil ya beri aja link atau informasi detail ke masing masing hotel untuk mereka booking.

eh sebentar katanya web itu dibuat sudah sedjak lama?

Ratna Suranti, Kasubdit Promosi Elektronik Direktorat Sarana Promosi Depbudpar mengatakan dana untuk pengembangan situs ini pada 2006 mencapai Rp 2 miliar. Sedangkan pada 2007, dana yang disiapkan mencapai Rp 5,5 miliar.”

Setelah ku coba lihat registernya domain my-indonesia.info itu sendiri teregister sedjak 9 Februari 2004, jadi kemana saja web itu selama ini? Aku pribadi tahun 2006 belum mendengar kabar dari adanya web ini. Kalopun sudah kenapa selama ini proses pembuatannya (dari pembuatan / registrasi domain sampai di launching) tidak terdengar? jadi dana sekitar 7M itu kemana saja? kenapa tidak terdengar sebelumnya? kalopun terdengar rasanya kecil sekali suaranya untuk ukuran dana sebesar itu.

Untuk 2008 disiapkan investasi Rp 10 miliar. Itu dana untuk pengembangan situs dan promosi. Dana itu didapatkan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-red),” ujar Ratna.”

Wow fantastis sekali biayanya, pengembangan seperti apakah nantinya? dan promosi seperti apa juga nantinya? semoga dana sebesar ini tidak sia sia pada akhirnya.

Akhir kata besar harapan saya dengan dana yang telah di kucurkan selama ini tidak sia sia, dana sebesar itu yg harusnya dapat mengentaskan kemiskinan ratusan bahkan ribuan keluarga (17M / 1000 keluarga = 17jt satu keluarga di beri modal 17jt sudah lebih dari cukup itu)  dan semoga web tersebut akan bermanfaat bagi Masyarakat Indonesia yg berhubungan dengan pariwisata pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

PS: ini saya kasih backlink loh dari sini, masak web sekelas pemerintah udah berumur bertahun tahun masih saja ber-PR3

UPDATE !!

Entah kenapa rasanya pengen banyak menyelediki web pariwisata Indonesia ini, ok beberpa penelusuran dari rekan rekan lain saya coba rangkum disini.

1. Budget ‘Kecil’ sehingga pengembang harus cari dana tambahan
Ya saking kecilnya uang yg didapat dari project tersebut akhirnya pengembang berinisiatif memasang Google Adsense untuk mendapatkan recehan  dolar dari orang orang yg mengeklik iklan adsense tersebut.  Silahkan lihat di sub web ini http://bali.my-indonesia.info/ di bagian bawah ada Ads By Google

ya seperti yg sudah saya terangkan diatas juga, untuk booking hotel visitor di arahkan “dilarikan” ke web indo.com, jadi secara tidak langsung pengembang juga mencari dana tambahan disini atau bisa di bilang parasit?

Anggaran untuk SEO sepertinya kurang banyak, sehingga pengembang harus ‘ngemis’ link kepada mereka yg mau pasang link / banner dan akan di beri imbalan pasang link di web tersebut, lihat di sini : http://bali.my-indonesia.info/links/howto.html Disitu juga di sebutkan Donate to Rotary Club Bali Sanur  ?? menyumbang? kok sampe harus minta sumbangan.

Ya budgetnya kan kurang untuk membuat feature web blog (blog disini : http://blogs.my-indonesia.info/ ), akhirnya kita pake sja CMS untuk blog dari wordpress, selain cepat installnya juga canggih systemnya, karea budgetnya kurang ya terpaksa cari themes gratisan lah, tinggal ganti header sedikit maka jadilah sudah :D
Kira kira begitulah alasan pengembang membuat blog dari free CMS menurut versi saya.

2. Pengembang kurang terkenal
Ya saking kurang terkenalnya pengembang sehingga harus memasang link dan banner di beberapa tempat di web tersebut untuk mendapatkan visitor limpahan dari web my-indonesia.info tersebut. Lihat di bagian bawah ada Banner “powered by Indo.com” dan lihatlah booking semua hotel ini larinya kemana ( http://www.my-indonesia.com/misc/ )

INI WEBNYA PEMERINTAH atau WEBNYA INDO.COM SIH???

3. Sisi lain apakah pengengembang / pemerintah terlalu kaya?
Bagi bagi uang untuk mereka yg kirim Vidio tempat wisata Favorit di wilayah masing masing selama 1 menit, dengan imbalan hadiah 18Jt, lihat disini ( http://my-indonesia.info/contest/ )
itu 18Jt buat semua atau per orang ? kalo buat semua misal ada pengirim sebanyak 1000 maka per orang hanya akan mendapat Rp. 18.000,- saja, gak cukup buat ongkos kirim :D
Nah kalo per orang, misal ada 1.000 orang kirim vidio jadi 18.000.000 x 1.000 = 18.000.000.000 Wah kurang donk dananya, atau dana ini diluar budget 17,5 M tadi? fiuhh makin mengelembung saja, kenapa tidak pake cara lain yg efektif untuk mencari content?

Ada juga hadiah Diamond untuk 4 pemenang ( http://bali.my-indonesia.info/sparkling_holidays/ ) entah hadiah apa ini gak ada informasi detailnya. sepertinya gak ada hubungannya sama sekali dengan web, apalagi untuk mempromosikan web terutama keluar negeri. Ah jangan jangan ini orang orang sendiri yg terima ini diamond? berfikir terlalu su`udzon

Sepertinya pemerintah ‘membuang’ uang 17?M itu mudah sekali, tidak memperhitungkan bagaimana rakyat kecil mengais ngais sampah demi mendapatkan rupiah demi rupiah yg untuk makan saja mungkin tidak cukup.

Sekali lagi (memang saya tulis ulang), Akhir kata besar harapan saya dengan dana yang telah di kucurkan selama ini tidak sia sia, dana sebesar itu yg harusnya dapat mengentaskan kemiskinan ratusan bahkan ribuan keluarga dan semoga web tersebut akan bermanfaat bagi Masyarakat Indonesia yg berhubungan dengan pariwisata pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya

Semoga Pemerintah lebih arif dalam menyikapi proyek proyek fantastis seperti ini.

Related article:
1. Situs Mahal
2. Kecurangan dilakukan Indo.com terhadap situs Depbudpar, benarkah?
3. Menelusuri dalang 17M dari sisi server
4. Oh My-Indonesia Oh My God
5. Is High Cost Web Better ? – my-indonesia.info
6. Akankah My-Indonesia.Info menjadi sebuah kebohongan publik?
7. Tourism Site of Indonesia, ohh mann!
8. Website Visit Indonesia 2008
9. Pakar SEO : my-Indonesia.info – Apa Bener Punya Potensi Mendatangkan Wisatawan?
10. Tujuh Belas Setengah Milyar Saja
11. Website My Indonesia info seharga 17 Miliar
12. Silahkan Ping artikel anda, dan akan saya pasang di sini.

Tanggapan dari developer
1. Menanggapi Soal Comments Para Kawan2 Pemerhati IT tentang www.my-indonesia.info
2. Sisi lain kontroversi my-indonesia.info

Author: Ray

108 thoughts on “Visit Indonesia 2008 – my indonesia dot info

  1. alah…alah… kok pusin bgt liat ini crot..???? mendingan makan dan minum tiap hari dah seneng ni awak… tapi aku salut boss…

  2. Sebetulnya, sejak awal taun 2009 saya juga lagi ngembangin situs pariwisata indonesia dengan gaya yg gak terlalu formil, namanya http://www.ngaprak.com , sebetulnya website ini sebagai media komunitas yang bisa dikembangin oleh orang2 yg peduli ttg pariwisata indonesia.

    Pas saya lagi serch ttg website pariwisata indonesia, ternyata menemukan topik ttg web 17,5 m ini. Sayang sekali kalau dana tersebut ternyata gak bisa dimaksimalkan, dibanding dengan website2 pariwisata negeri tetangga yg jauh lebih propesiional.

  3. jarang2 orang peduli sama budaya indonesia.. salut buat mas !! begitu jg saya di blog saya sedang mempromosikan indonesia !!! hehehe….. maju terus bang!!

  4. Mungkin perlu di audit Mas Ray. Kalo cuma bangun content management bisa gratis. Itu skeletonnya saja.

    Untuk isi mungkin agak memakan waktu karena perlu banyak content editor. It’s time consuming.

    Server dengan trafik seperti detik.com atau kompas.com sangat berat. Jadi mungkin perlu cloud dan colocation.

    Mungkin mahalnya dipengadaan server dan tenaga kerjanya. Harusnya tidak perlu punya server sendiri dll. Cukup sewa jadi jatohnya murah

  5. Mungkin perlu di audit Mas Ray. Kalo cuma bangun content management bisa gratis. Itu skeletonnya saja.

    Untuk isi mungkin agak memakan waktu karena perlu banyak content editor. It’s time consuming.

    Server dengan trafik seperti detik.com atau kompas.com sangat berat. Jadi mungkin perlu cloud dan colocation.

    Mungkin mahalnya dipengadaan server dan tenaga kerjanya. Harusnya tidak perlu punya server sendiri dll. Cukup sewa jadi jatohnya murah.

    Mungkin juga mahalnya karena sudah di pajak sana sini. 🙂

Comments are closed.