Festival Lurik ATBM Cawas 2009

Sabtu pagi, tepatnya jam 7:45 tanggal 24 Oktober 2009 kami berangkat dari halaman parkir ELTI Jl. sudirman, sebelah barat gramedia. Dengan menggunakan 3 mobil perlahan tapi pasti kami menuju kea rah timur, tujuan kami ke Cawas Klaten, dalam rangka acara “Pers Tour dan Festival Budaya Lurik ATBM” jam berapa tak tahu pastinya akhirnya kami tiba di Cawas, tujuan pertama adalah Workshop Omah Lurik di dukuh Soka desa Bogor, disitu kami disambut oleh bapak kepala desa yang masuh lajang dan muda,  di tujuan kami yang pertama ini kami diperkenalkan pada Alat tenun bukan mesin serta penjelasan alat alat dan juga perjalanan dan sejarah perkembangan tenun di desa ini. Tak lupa pula sajian dan suguhan makan siang dengan hidangan khas daerah tersebut. Selang beberapa saat datang rombongan dari Solo satu mobil.

simbah
*simbah dengan alat tenunnya

Tujuan kedua kami mampir Outlet Najma di dukuh Dadirejo Desa Tlingsing, disini disajikan batik lurik dan kerajinan jahit lainnya. Perjalanan dilanjutkan ke Workshop makanan Olahan Melati, tetapi sebelumnya mampir dulu ke Outlet utama yang dijadikan tempat peresmian, tempatnya di dukuh Girimarto desa Tlingsing Cawas, disitu juga ada lomba saji masakan dengan bahan baku lokal. DI Workshop makanan olahan Melati, kami diberikan sajian makanan makanan tradisonal dan minuman yang berasal dari olehan berbahan dasar local, seperti dari pisang. Juga ada tepung pisang. Disitu juga dijelaskan manfaat panas matahari yang berlimpah sebagai sarana untuk mengeringkan bahan bahan olahan, akan tetapi tidak dengan cara yang sederhana, tetapi dengan membuat sebuah rumah rumahan yang menyerap banyak panas, yang dinamakan “Rumah Surya”.

menilik rumah surya
*menilik rumah surya

Perjalanan selanjutnya kami teruskan ke Griya Lurik di dukuh Jowa Desa Balak. Lagi lagi disini ada workshop langsung pembuatan batik lurik yang memang selalu menjadi daya tarik para fotografer. Kemudian perjalanan kami lanjutkan atau tepatnya kembali ke outlet pertama, sambutan diberikan oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Klaten  sekaligus Istri Bupati Klaten ibu Yani Sunarna. Dalam kesempatan kali ini juga diadakan penjurian dan pengumuman pemenang lomba olah makanan berbasis sumber daya local. Juga ada peragaan busana batik lurik oleh model model local. Sayangnya Acara kali ini terpaksa tidak bisa komplit karena datang rejeki dari Allah yang sudah lama dinanti nanti oleh penduduk cawas, yaitu hujan, setelah sesiangan panas terik akhirnya di sore hari daerah Cawas dan sekitarnya diguyur hujan deras, perlahan namun pasti waktu bergulir, dan akhirnya kami harus pergi meninggalkan Cawas untuk kembali ke Jogjakarta, hampir maghrib kami kembali  ke Jogjakarta, dengan membawa sejuta kenangan dan juga sejuta harapan, semoga daerah daerah seperti Cawas dan sekitarnya akan maju dan berkembang dengan membawa kerajinan kas budaya lokal sebagai ujung tombaknya. Amin

Mbah dan alat tenunnya
*Simbah dan alat tenunnya
Peragaan Busana
*Peragaan Busana

Foto lengkap ada di album FB saya.

Press release festival Lurik ATBM Cawas 2009

Gita Pertiwi bekerjasama dengan Kemitraan Australia Indonesia dalam Program Yogyakarta Central Java Community Assistance Program (YCAP), sejak tahun 2007 memfasilitasi pemulihan sumber penghidupan perempuan korban gempa di kecamatan cawas, Kabupaten Klaten. Sampai saat ini sudah ada 781 pengerajin lurik ATBM (Alat tenun Bukan Mesin) yang menerima manfaat langsung, tersebar di 12 desa di kec. Cawas, yaitu Bogor, Tlingsing, Japanan, Balak, Tirtomarto, Mlese, Baran, pakisan, Naggulan, bendungan, Kedungtempel dan Karangasem. Sedangkan 145 orang lainnya mempunyai usaha makanan olahan berbasis potensi local di 4 desa yaitu Tlingsing, Baran dan Tirtomarto.

Melalui strategi penataan dan perbaikan proses produksi, peningkatan kapasitas SDM, perbaikan dan penataan pemansaran dan advokasi kebijakan, sudah banyak perubahan yang terjadi di 12 desa tersebut. Produk lurik halus yang tidak luntur, aneka modifikasi produk lurik (home interior, busana dll) serta turunnya 45 ijin PIRT (Perijinan Industri Rumah Tangga) dari Dinas kesehatan, hal ini menunjukkan bahwa produk mereka sudah diakui oleh public. Sebuah modal demi menciptakan keberlanjutan program.

Surat Edaran Bupati Klaten no. 025/575/08 tanggal 25 juni 2008 tentang Uji Coba Penggunaan Pakaian Dinas Lurik / Batik khas daerah berdampak positif (kedaulatan rakyat, 10 Juli 2008). Hal ini juga terjadi di Cawas, para penjahit lurik mulai mendapatkan order. Hanya sayangnya Surat Edaran Bupati tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan lurik ATBM, akibatnya banyak PNS dan Pemerintah desa lebih memilih lurik produk pabrik yang harganya relative murah. Ini menjadi tantangan dan peluang bagi para pengerajin lurik ATBM untuk bersaing dengan lurik pabrikan. Apabila tidak ada perlindungan dan keberpihakan pemerintah, baik dari pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, maka lurik ATBM akan punah.

Oleh karena itu untuk mempromosikan dan meningkatkan daya jual lurik ATBM dan produk modifikasinya, Gita Pertiwi bersama perempuan perajin lurik ATBM berinisiatif membuka outlet yang mampu mengenalkan dan memasarkan produk mereka, outlet akan dibuka di pedeasan, dimana para perempuan ini tetap dapat mengelola usahanya, tidak membutuhkan biaya operasi yang tinggi dan mampu menunjukkan kepada konsumen untuk dapat langsung menyaksikan dan bahkan terlibat dalan proses produksi yang mereka lakukan.

Diharapkan dengan mengetahui liku liku proses produksi lurik ATBM dan makanan olahan maka apresiasi dan penghargaan konsumen kepada produk akan meningkat. Disisi lain konsumen tidak akan dibatasi untuk orang dewasa saja, tetapi juga dibuka untuk anak anak dan remaja, sangat diperlukan bagi generasi muda untuk tahu budaya local mereka sehingga budaya local tetap dapat dilestarikan

Launching outlet produsen ini akan dikemas dalam bentuk “festival Budaya Lurik ATBM” yang menmadukan  unsure pendidikan (proses produksi lurik  ATBM danmodifikasinya), pentas seni tradisional, wisata kuliner serta mengenal lebih dekat dengan wirausahawan wirausahawan perempuan.

Pembukaan outlet lebih banyak dilakukan di cawas merupakan strategi untuk menarik wisatawan local dan mancanegara untuk berkunjung mengenallurik ATBM lebih dekat. Outlet produsen yang akan dikunjugni adalah Workshop Omah Lurik di dukuh Soka desa Bogor (1), Outlet najma di dukuh Dadirejo Desa Tlingsing (2), Workshop makanan Olahan Melati(3) dan Griya Lurik di dukuh Jowa Desa Balak (4). Outlet tidak hanya menampilkan produk lurik ATBM dan makanan olahan, tetapi juga semua potensi produk yang ada di desa. Outlet ke depan menjadi salah satu media untuk menjaga keberlanjutan program yangterus akan dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah desa. Cawas sentra lurik ATBM, cawas Desa Wisata, menjadi mimpi terbesar ibu-ibu pengerajin lurik, para pendekar pelestrai budaya Indonesia.

*Yang mau mendapatkan no kontak ke Gita pertiwi atau outlet terkait silahkan kontak saya.

Author: Ray

11 thoughts on “Festival Lurik ATBM Cawas 2009

  1. sayang pertunjukan jaran kepang-nya tidak jadi tampil karena hujan deras plus angin, padahal itu sangat menarik karena pemainnya sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga.. 🙁

  2. Festival ini kapan ya? Sayang saya baru dengar sekarang. Bisakah saya minta kontak dari Gita pertiwi, Workshop Omah Lurik di dukuh Soka desa Bogor, riya Lurik di dukuh Jowa Desa Balak, Outlet najma di dukuh Dadirejo Desa Tlingsing. Terimakasih sebelumnya,

  3. Waduh, saya koq gak tau kalo di dukuh Soka Bogor ada Omah Lurik. Saya sendiri asli dari Soka yg kerja di Humas Pemkab Jepara, sentra tenun Troso sampai gak tau info itu. Baguslah kalo begitu. Makasih atas infonya ya? Mudah-mudahan Pemkab Klaten sama komitmennya dengan Pemkab Jepara terhadap pengembangan ATBM. Selamat deh!

  4. Wkt acr b’lgsung aq jg dpt kbr,tp aq g nyngka klo sheboh ini..aq asli tlingsing yg 4th ni kuliah djakarta memang ga tw p’kmbngn cwas scr lgsg,tp aq bangga dg cwas..wlo th 2006 lalu gempa tlah menguncng khdupan kami,tp kni cwas ku mlai b’diri merajut harapan untk hari dpn yg lbh indah..trima kasih gita pertiwi berkat jasamu kini cawasku t’snyum kmbali..

  5. salam

    saya salah satu dari penggemar lurik,karena motif dan design sangat elegan dan menarik untuk semua kalangan semoga lurik yang ada di desa tlingsing ini tetap dipertahan kan kualitas dan mutunya sehingga dapat bersaing di pasar lokal nasional dan international Khusus nya yang ATBM.
    sangat tertarik dan setuju kalo diadakan work shop lagi khusus nya dengan motif2 yang baru …sehingga dapat menambah keleksi khas lurik asli…
    boleh kalo acara lagi di kbari biar bisa balik…
    ke kampung kesanyangan ..

    best regard
    maman @ sempu rt:19/08 Tlingsing , Cawas

    Cantack email: mamanmell@yahoo.com

  6. Terima kasih atas perhatiannya atas berkembangnya lurik ATBM (klasik) dicawas. untuk admin sy bisa minta tolong doberi kontaknya mas lukita? atau kalau kebetulan beliaunya baca bisa kontak saya di e-mail : nurcahyo28@yahoo.co.id atau di nomor hp 085229102020.
    buat mas wahyanti jati K, makasih perhatiannya. kalau bisa kontak saya untuk tidndaklanjut kemajuan bogor.
    buat mbak rina yg sedang kuliah dijkt, semoga setelah selesai dan jadi sarjana bisa kembali lagi ke desa untuk memajukan desa khususnya luriknya.
    untuk mas mance, Insya Allah dalam waktu dekat nanti Gita Pertiwi berencana merintis desa wisata untuk desa Tlingsing, akan kami kabar i nanti.

  7. buat wahyanto putrane mbah taru sukismo yang skr di Jepara ! Betul adanya Omah Lurik di Bogor Tepatnya di Mbah mangun Bp/Ibune Mas Parwanto sing Ngganteng tapu dudu mbah manguyn sing dadi dukun lho ! Tak tunggu kabar lanjut dari jepara ,masmu lilik ijih tetep setia gawul karo mbah kakung saiki saingan motor gawul karo aku ! rescuebumi@gmail.com
    081567663395

  8. loh wat cabeyan mana? masa gita pertiwi melihara ikan besar terus???kalo mau melihara ikan kecil..ikan besarnya mesti dilepass…
    biar ikan kecilnya ndak dimakan iakn yang besarrr
    piss

  9. MENURUT SEJARAH, LURIK ASLI YA DARI PEDAN,DAERAH CAWAS ADA LURIK KARENA MEREKA DULU ADALAH PARA BURUH YANG BEKERJA DI PEDAN,DAN JURAGANNYA ORANG2 PEDAN YANG PUNYA PEMIKIRAN LEBIH MAJU DAN MODERN DALAM PEMASARAN BUKAN CUMA PRODUKSI TOK TAPI TIDAK BISA MEMASARKAN.

  10. nderek maringi suport, aja untuk semua yg senantiasa turut mendorong bertahanya lurik cawas klaten khususnya,.. Yg akhir2 nie seret penjualanya namun harga benang yg selalu merangkak naik,.. Terus smakin membuat perajin terjepit,.. Dlm kondisi serba salah,..? (saya termasuk salah satu putra perajin lurik cawas yg ikut merasakan hall tersebut,)

  11. Pingback: usaha

Comments are closed.